Pada wisuda yang ke 130 Periode ke empat, Desember 2022 ini, Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi melepas 1431 wisudawan/ti pada Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Wisuda Doktor, Magister, Profesi dan Sarjana yang dilaksanakan di Gedung Graha Cendana, Rabu (7/12/2022).
Wisuda yang dilakukan dua sesi tersebut, masing-masing diikuti 716 wisudawan pada sesi pagi, dan 715 wisudawan pada sesi sore. Dari total wisudawan tersebut 1390 orang adalah lulusan Program Sarjana, 49 Program Profesi, dan 22 Magister.
Dari segi gender 911 perempuan (64%). Sedangkan laki-laki 520 (36%). Secara keseluruhan, sejak Undana berdiri 1 September 1962 hingga saat ini, telah meluluskan 81.188 orang bergelar Diploma, Sarjana, Profesi, Magister, dan Doktor.
Dalam pidato berjudul: Resesi dan Alumni Membangun Desa, Rektor Undana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc mengingatkan tantangan yang akan dihadapi alumni saat akan menerapkan ilmu pengetahuan dan kompetensi di masyarakat dan dunia kerja.
Rektor menyebut, ancaman resesi diprediksi akan terjadi di tahun 2023. Isu ini muncul berdasarkan prediksi seorang ahli ekonomi, Nouriel Roubini, yang memprediksikan adanya resesi ekonomi di tahun 2023. “Ia sendiri berhasil memprediksikan krisis finansial di tahun 2008 lalu. Dan ancaman resesi ini juga sudah diingatkan IMF, dan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Presiden Jokowi,” papar Rektor Undana.
“Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan,” sambung Dr. Maxs. Lebih lanjut Rektor Undana menyebut, IMF memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 hanya 2,7 persen, lebih rendah dari tahun 2021 (3,2%) dan 6,0% pada 2020.

“Menurut Nouriel Roubini seperti dikutip dari Bloomberg dan Insider, resesi di ekonomi di tahun 2023 mendatang disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya; meningkatnya suku bunga, inflasi yang terus meningkat, utang yang terus bertambah, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, -konflik antara Rusia dan Ukraina, kebijakan nol toleransi terhadap Covid-19 oleh Republik Rakyat Tiongkok,” papar Rektor Undana.
“Meski begitu, sejumlah ekonom Indonesia, mengatakan bahwa dampak resesi bagi Indonesia tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak bergantung terhadap komoditas yang berasal dari negara-negara yang sedang berkonflik,” sambung Dr. Maxs.
Tidak hanya itu, masih menurut Rektor Undana, kondisi ekonomi Indonesia pun sedang sangat kuat, yang membuat dampak dari resesi ekonomi di tahun 2023 mendatang tidak akan separah negara-negara lain. “Namun begitu, ahli ekonomi juga tetap meminta Indonesia tetap waspada terhadap bahaya resesi ekonomi 2023 mendatang,” sebut Rektor Undana.
Oleh karena itu, Dr. Maxs menyarankan, sebagai fresh graduates, dalam menghadapi ancaman resesi yang akan berimbas pada minimnya lowongan kerja, sektor yang tumbuh positif bandingkan dengan sektor lain seperti industri, jasa, dan transportasi yang negatif.
“Mengutip statistik 2020 sektor pertanian tumbuh positif. Pada kuartal satu tumbuh 2,2 persen, kuartal dua 2,16 persen, kuartal tiga 2,59 persen, dan awal kuartal empat 2,95 persen,” jelas Rektor Undana.

Ia menambahkan bahwa sektor pertanian lebih mengejutkan bisa menjadi penyerap tenaga kerja sebanyak 5 juta selama pandemi. Ketika sektor industri dan sektor lain melakukan rasionalisasi tenaga kerja, sektor pertanian sebaliknya menambah tenaga kerja pada masa pandemik.
“Ekonom Prof. Edy Suandi Hamid menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu katup pengaman ekonomi Indonesia. Pada saat sebagian sektor lain tumbuh negatif, pertanian tetap tumbuh positif. Ini memberikan kontribusi dalam menghambat kemerosotan ekonomi Indonesia, yang secara keseluruhan pada tahun 2020 tumbuh negatif,” beber Rektor Undana.
“BPS mencatat bahwa Jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta orang dibanding Februari 2021. Penduduk yang bekerja sebanyak 135,61 juta orang, naik sebanyak 4,55 juta orang dari Februari 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (0,37 persen poin). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Jasa Lainnya (0,51 persen poin).
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen, turun sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021. Dengan mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jelas Rektor Undana, tidak adanya lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi salah satu penyebab pengangguran masih cukup tinggi di Februari 2022 dimana pengangguran tercatat 8,4 juta orang.

Hal ini tercermin dari serapan tenaga kerja di sektor administrasi pemerintah yang turun sebanyak 30 ribu orang selama periode Februari 2021-Februari 2022. Penyerapan tenaga kerja di administrasi pemerintahan turun 30 ribu ini dikarenakan pada periode Februari ini belum ada penerimaan PNS.
“Namun akhir-akhir ini fenomena itu mulai berubah. Dengan perkembangan teknologi, berbagai keterbatasan di desa mulai diubah. Jika sebelumnya produk perdesaan hanya dibeli murah karena panjangnya rantai distribusi, kini dengan perkembangan internet bisa dijual langsung ke end user dengan nilai lebih tinggi,” jelasnya.
Masa Depan Ada di Desa
Rektor Undana mengemukakan, sarjana pertanian yang dulu tidak tertarik di desa kini mereka berlomba untuk kembali ke desa. Karena saat ini mereka bisa menjual produk mereka secara langsung ke konsumen dengan kekuatan informasi berbasis internet.
“Desa-desa di pelosok nusantara menyimpan berbagai produk wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, hingga wisata religi. Dengan berbagai inovasi dan kreativitas masyarakatnya, potensi- potensi wisata tersebut kini dengan cepat tersebar ke berbagai negara,” beber Rektor Undana.
Oleh karena itu, lanjut Rektor Undana, kaum muda perlu didorong untuk aktif mengembangkan kawasan perdesaan. “Sudah saatnya generasi tua memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk melakukan perubahan di desa-desa. Kaum muda mempunyai potensi untuk lebih berkembang. Kaum muda mempunyai potensi pemikiran dan imajinasi yang tidak dimiliki kaum tua. Kekuatan pemikiran dan imajinasi inilah yang akan lebih menentukan masa depan dibandingkan kekuatan modal sekalipun,” papar Rektor Undana.
Berbagai infrastruktur dasar telah terbangun, fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan tersedia, bahkan kini telah ada badan usaha milik desa (Bumdesa) yang siap memfasilitas ketersediaan pasar bagi berbagai produk kawasan perdesaan.

Rektor Undana yakin, di tengah kesulitan akan ketersediaan lapangan pekerjaan, pasti ada peluang yang dapat dikembangkan. “Sebagai seorang sarjana Anda harus dapat menerapkan, mengasah dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. Jadilah pribadi yang selalu bersemangat, berinisiatif dan proaktif memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan – keterampilan baru baik berupa keterampilan teknis maupun soft skills untuk memperlengkapi basis kompetensi yang dimiliki sebagai seorang sarjana,” ajak Rektor Undana.
“Dengan demikian Anda akan menjadi pribadi yang penuh kreativitas dan inovasi memenangkan beragam persaingan dalam pekerjaan dan karir. Sungguhlah suatu ironi apabila seorang sarjana menganggur dan menjadi beban bagi keluarga bahkan masyarakat. Ia harus berdampak, menjadi mata air bagi keluarga, bagi masyarakat yang dahaga akan kesejahteraan,” pungkasnya. (rfl)